Saturday 22 July 2017

SOP Perawatan Kolostomi

SOP Perawatan Kolostomi

SOP Perawatan Kolostomi

A. Fase Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi medik (validasi apakah benar tindakan yang akan dilakukan tertera di program terapi medik)
2. Persiapan Alat
- Cairan Fisiologis NaCl 0.9%
- Alat pembersih (tisu, air hangat, sabun, washlap, kapas sublimat, handuk)
- Kantung kolostomi sesuai tipe
- Kasa
- Pinset anatomis
- Cairan pelindung periostoma (skin barrier)
- Gunting verban
- Verban
- Sarung tangan bersih
- Perlak
- Bengkok

B. Fase Interaksi
3. Memberikan salam terapeutik (assalamu'alaikum Bapak/Ibu)
4. Melakukan validasi (bagaimana perasaannya hari ini)
5. Melakukan kontrak (topik, tempat, waktu)
6. Menjelaskan tujuan dari prosedur tindakan yang akan dilakukan
7. Menjaga privasi klien

C. Fase Kerja
8. Menghindari prosedur pada jam makan, waktu berkunjung atau sesaat setelah pemberian obat
9. Cuci tangan
10. Pakai sarung tangan bersih
11. Berkomunikasi selama prosedur pada jam makan, waktu berkunjung, sesaat setelah pemberian obat
12. Kaji tipe ostomi dan lokasi ostomi
13. Jika tersedia bedpan, anda bisa mengosongkan kantung kolostomi tersebut terlebih dahulu
14. Kaji integritas kulit disekitar stoma
15. Catat jumlah dan karakteristik material fekal atau urine didalam kantung ostomi
16. Gunakar pencukur apabila rambut atau bulu sudah mulai tumbuh
17. Gunakan kapas alkohol atau kasa NaCl untuk melepaskan kantung kolostomi bila diperlukan
18. Lepaskan kantung kolostomi secara perlahan sambil menekan kulit
19. Gunakan tisu untuk mengangkat feses yang menempel
20. Gunakan air hangat, sabun dan gulungan kapas atau washlap dan handuk untuk membersihkan kulit dan stoma secara perlahan
21. Bisa menggunakan pembersih kulit khusus untuk mengangkat feses yang keras
22. Keringkan kulit menggunakan handuk
23. Inspeksi stoma; warna, ukuran, bentuk dan perdarahan bila ada
24. Inspeksi periostoma bila ada kemerahan, ulkus dan iritasi
25. Letakkan kasa pada stoma untuk menyerap cairan
26. Jangan lupa angkat kasa sebelum memasang kantung kolostomi yang baru
27. Gunakan pasta pada area stoma sebagai skin barrier
28. Biarkan pasta mengering 1-2 menit
29. Gunakan petunjuk dibelakang kantung kolostomi untuk mengukur stoma
30. Pada bagian belakang kantung kolostomi lubangi dengan gunting verban sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan sebelumnya (bila sudah tersedia ukurannya bisa langsung dipotong tanpa menggunakan gunting verban)
31. Lepaskan kertas pelindung perekat yang ada dibelakang kantung kolostomi
32. Letakkan deodorant kedalam kantung kolostomi bila tersedia
33. Letakkan dibagian tengah, tekan secara merata pada sekitar kulit, hilangkan kerutanatau gelembung udara dari arah stoma kebagian luar
34. Buang udara dengan cara melonggarkan bagian pembuangan, bila tidak ada maka udara dibuang sebelum direkatkan
35. Fiksasi kantung kolostomi
36. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
37. Catat tanggal, waktu dan jumlah cairan, warna, keadaan kulit dan periostoma

D. Fase Terminasi
38. Mengevaluasi respon klien (bagaimana perasaannya setelah dilakukan perawatan kolostomi)
39. Rencana tindak lanjut , seperti klien dianjurkan jangan banyak beraktivitas terlebih dahulu
40. Melakukan kontrak yang akan datang (topik, tempat, waktu)
41. Melakukan pendokumentasian


Semoga bermanfaat "Bangga Merawat Bangsa"

Thursday 13 July 2017

Mulai Agustus Formasi CPNS bagi Perawat dibuka di Lingkungan Kemenkumham

Mulai Agustus Formasi CPNS bagi Perawat dibuka di Lingkungan Kemenkumham

Melalui kabar dari surat edaran kemenkumham pada tanggal 11 Juli 2017, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memutuskan akan membuka lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2017.


Dalam surat yang beredar tersebut tertulis bahwa kemenkumham akan membuka lowongan CPNS sebanyak 17.526 lowongan yang akan ditugaskan di lingkungan kementerian hukum dan hak asasi manusia. Dari 17.526 lowongan tersebut terbuka lowongan CPNS bagi perawat lulusan S1 Keperawatan + Ners dengan kuota lowongan sebanyak 100 orang.

Pendaftaran CPNS ini akan dilakukan secara online melalui laman https://sscn.bkn.go.id dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ Kartu Keluarga (KK), batas waktu pendaftaran dan upload dokumen persyaratan pelamaran CPNS dimulai 1 Agustus 2017 s.d 31 Agustus 2017. Berikut poto Surat edaran Kemenkumham Nomor : SEK.KP.02.01-490

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

formasi cpns perawat kemenkumham

Ayo persiapkan diri anda Ners ambil peluang pendaftaran CPNS di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Salam SUPER

Tuesday 4 July 2017

SOP Perawatan Luka

SOP Perawatan Luka

SOP Perawatan Luka

Sebelumnya sudah ada yang mengerti bagaimana SOP Perawatan Luka ? Kali ini admin akan membagikan informasi yaitu SOP Perawatan Luka. Sebelum kita ke inti pembahasan, mari kita mulai dari pengertian terlebih dahulu.

Pengertian
Suatu prosedur membalut luka untuk membantu proses penyembuhan luka.

Tujuan
1. Mengurangi atau menghilangkan jaringan mati (nekrotik) & sekresi yang terjadi pada luka insisi.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Mengurangi resiko terjadinya infeksi.

Pengkajian yang perlu dilakukan
1. Mengkaji adanya riwayat alergi plester ataupun obat.
2. Mengkaji luas, lokasi & kondisi luka insisi.
3. Mengkaji program instruksi medik terkait prosedur perawatan luka, frekuensi ganti balutan & tipe balutan.

SOP Perawatan Luka
A. Fase Prainteraksi
1. Mengecek catatan medis dan perawatan.
2. Cuci tangan.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan kondisi luka.
Alat Steril : 
Ø Bak instrumen.
Ø Pinset anatomis.
Ø Pinset cirurgis.
Ø Arteri klem.
Ø Kapas lidi.
Ø Depper.
Ø Gunting lurus.
Ø Gunting up heacting.
Ø Kom tutup.
Ø Kassa steril.
Ø Perban gulung dalam tromol.
Ø Korentang beserta tempatnya.
Ø Hand scone steril.
Alat Bersih :
Ø Bak instrumen.
Ø Hand scone bersih.
Ø Gunting perban.
Ø Pinset anatomi bersih.
Ø Plester.
Ø Perban gulung atau elastis perban.
Ø Kapas alkohol dalam tempatnya.

B. Fase Interaksi
4. Memberikan salam terapeutik (Assalamu’alaikum Bpk/Ibu).
5. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini).
6. Melakukan kontrak (waktu, tempat & topik).
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
8. Menjaga privasi klien dengan memasang schrem atau penghalang.

C. Fase Kerja
9. Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih.
10. Mengatur posisi pasien.
11. Mempersiapkan dan meletakkan alat didekat pasien.
12. Perawat mencuci tangan.
13. Pasang alas/perlak dibawah luka.
14. Letakkan bengkok dekat dengan area luka yang akan dirawat.
15. Gunakan pinset untuk mengangkat balutan lama, sebelumnya jangan lupa menggunakan kapas alkohol untuk membuka plester dan buang dalam bengkok.
16. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril.
17. Lepaskan hand scone bersih.
18. Set up peralatan, membuka peralatan steril & siapkan cairan yang diperlukan.
19. Kenakan hand scone steril.
20. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, integritas jahitan, karakter drainase.
21. Bersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9% pegang kassa yang telah dibasahi larutan NaCl dengan pinset. Gunakan kassa untuk sekali usap, bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke daerah yang terkontaminasi.
22. Lakukan nekrotomi jika ada jaringan nekrosis.
23. Membilas luka dengan larutan NaCl 0,9%.
24. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi.
25. Berikan obat jika dipesankan.
26. Tutup luka dengan kassa steril yang telah diberi larutan steril lalu dilapisi lagi dengan kassa kering.
27. Lepaskan hand scone.
28. Pasang plester.
29. Bantu pasien untuk posisi yang nyaman.
30. Rapikan alat-alat.
31. Cuci tangan.

D. Fase Terminasi
32. Mengevaluasi klien setelah ganti balutan.
33. Rencana tindak lanjut.
34. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
35. Pendokumentasian kondisi luka.
Semoga Bermanfaat. Salam SUPER

Monday 29 May 2017

Prosedur Tindakan Nebulizer

Prosedur Tindakan Nebulizer

Prosedur Tindakan Nebulizer

Definisi Nebulizer
Nebulizer adalah suatu alat yang mengubah obat dalam bentuk larutan menjadi uap atau aerosol secara berkesinambungan/terus-menerus dengan menggunakan tenaga listrik yang berguna dalam penggunaan obat secara inhalasi atau penghirupan melalui tarik nafas dalam.
Nebulizer adalah alat medis yang digunakan untuk terapi pengobatan dalam bentuk penguapan yang merupakan suatu cara pemberian terapi pengobatan melalui pernafasan/inhalasi . Kegunaannya sama seperti dengan pemberian obat lainnya tetapi mempunyai daya kualitas/effectivitas pengobatan lebih tinggi dibandingkan melalui oral/mulut. Sebagai contoh pada yang biasanya proses penyembuhan flu memakan waktu selama 1 minggu, dengan terapi nebulizer ini dapat sembuh dalam 3 hari.
Cara kerja terapi nebulizer ini melalui penguapan dengan cara obat-obat yang dilarutkan dalam bentuk cairan kemudian diisikan ke dalam face mask nebulizer. Nebulizer mengubah partikel-partikel tersebut menjadi uap yang dapat dihirup sehingga langsung menuju paru-paru yang mampu menghancurkan mukus/dahak.

Tujuan Pemberian Nebulizer
- Untuk mengencerkan dahak/mukus
- Untuk mengurangi sesak pada penderita asma
- Untuk mengurangi/menghilangkan bronkospasme

Cara Kerja Nebulizer
Cara kerja Nebulizer yaitu dengan cara penguapan. Jadi obat-obatan yang diracik (berupa cairan) lalu dimasukan ketabungnya yang ada di face mask Nebulizer lalu dengan bantuan daya listrik menghasilkan uap yang dapat dihirup melalui face mask Nebulizer. Penguapan ini tidak berbau, jadi rasanya seperti bernapas seperti biasanya. Terapi penguapan ini memakan waktu kurang lebih sekitar 5-10 menit, biasanya diberikan 3-4 kali dalam sehari (sesuai dengan jadwal pemberian obat yang sudah ditentukan). Nebulizer dapat digunakan sejak bayi 0 bulan ataupun anak-anak (toddler/kids) hingga dewasa.
Pengobatan melalui Nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan yang dikonsumsi melalui oral, karena dapat langsung dihirup sehingga langsung masuk ke paru-paru, dosis yang dibutuhkan pun lebih kecil, dan otomatis juga lebih aman. Nebulizer juga biasanya dipakai pada anak asma atau yang memang sering batuk atau pilek berat karena flu maupun alergi.

Prosedur Tindakan Nebulizer
Gambar I. Terlihat uap yang keluar dari masker Nebulizer


Indikasi
Indikasi dilakukannya Nebulizer sebagaimana berikut :
- Batuk, untuk mengeluarkan lender yang ada di paru-paru , untuk mengencerkan dahak
- Pilek /hidung tersumbat, untuk melancarkan saluran pernafasan
- Asma dan Sinusitis, untuk melonggarkan saluran napas dan mengencerkan dahak
- Alergi yang menyebabkan batuk-batuk, pilek, dan yang menjurus ke serangan sinusitis/asma

Kontraindikasi Nebulizer
Pada penderita trakeostomi atau pada fraktur didaerah hidung

Obat-obatan Untuk Nebulizer
- Ventolin ialah obat yang lazim digunakan pada penderita asma dan penyakit PPOK
- Pulmicort ialah suatu kombinasi antara anti radang dan obat yang melonggarkan saluran napas
- Nacl juga bisa digunakan untuk mengencerkan dahak
- Inflamid sebagai obat untuk anti radang pada saluran pernafasan
- Combiven suatu obat kombinasi sebagai obat bronkospasme (melonggarkan saluran napas)
- Meptin sebagai obat bronkospasme (melonggarkan saluran napas)
- Bisolvon cair sebagai obat mengencerkan dahak
- Atroven sebagai obat bronkospasme (melonggarkan saluran napas)
- Berotex sebagai obat bronkospasme (melonggarkan saluran napas)

Macam-macam Nebulizer
- Nebulizer Mini
Meupakan alat genggam yang dapat menyemburkan medikasi atau agens pelembab, seperti agens bronkodilator (melonggarkan jalan nafas) atau mukolitik (pengencer dahak) yang menjadikan partikel mikroskopik kemudian mengirimkannya kedalam paru-paru ketika pasien menghirup napas.
- Nebulizer Jet-Aerosol
Merupakan Nebulizer yang menggunakan kompressor sehingga dapat menekan udara atau oksigen untuk bergerak lebih cepat dalam kecepatan tinggi sehingga memecah cairan obat kedalam bentuk partikel-partikel uap atau aerosol.
- Nebulizer Ultrasonik
Merupakan Nebulizer yang menggunakan getaran dalam frekuensi yang tinggi untuk memecah obatan dalam bentuk cair menjadi partikel-partikel halus berupa uap.

Standar Operasional Prosedur Tindakan Nebulizer
A. Fase Pra Interaksi
1. Cek catatan medis dan perawatan
2. Persiapkan alat :
- Masker inhalasi
- Obat inhalasi
- Bengkok
- Tissue
- Mesin Nebulizer atau tabung oksigen lengkap
- Kassa secukupnya
- Handscone

B. Fase Interaksi
3. Memberikan salam terapeutik (assalamu’alaikum pak/bu)
4. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini)
5. Melakukan kontrak ; waktu, tempat, topic (disini saya akan melakukan tindakan nebulizer yaitu nanti saya akan pasang alat berupa seperti masker yang akan ditempelkan ke bagian hidung, alat tersebut akan menghasilkan uap yang akan coba bapak hirup nantinya, pemasangan ini dilakukan karena bapak/ibu terlihat sesak dengan pemasangan alat  ini akan mengurangi sesak bapak/ibu tempatnya disini saja kurang lebih waktunya 15 menit)
6. Menjaga privasi klien

C. Fase Kerja
7. Cuci tangan
8. Gunakan handscone
9. Atur posisi klien
10. Hubungkan kabel power Nebulizer ke terminal listrik, pastikan bahwa mesin Nebulizer menyala
11. Masukkan obat sesuai dosis yang dibutuhkan kedalam face mask Nebulizer lalu tutup kembali dengan cara diputar

Prosedur Tindakan Nebulizer
Gambar II. Cara memasukkan obat kedalam tabung masker Nebulizer

12. Monitor uap atau obat (dengan cara hidupkan mesin Nebulizer lihat apakah sudah ada uap yang keluar dari face mask Nebulizer)
13. Mengenakan face mask Nebulizer dengan benar kepada klien
14. Menanyakan kepada klien apakah sesaknya mulai berkurang
15. Bila sudah selesar, alat dirapihkan
D. Fase terminasi
16. Evaluasi respon klien (Menanyakan kepada klien bagaimana pak/bu setelah dipasang alat Nebulizer  apakah sesak berkurang)
17. Rencana tindak lanjut (Diusahakan bapak/ibu jangan banyak beraktivitas dulu ya, agar sesak nya bisa cepat sembuh atau tidak kambuh kembali)
18. Kontrak yang akan datang ; topic, waktu, tempat (Kalo begitu saya tinggal dulu ya pak/bu. Nanti pukul 12.00 kita bertemu lagi, untuk terapi pemberian obat secara oral, tempatnya disini saja)
19. Pendokumentasian ; waktu pemberian, respon klien.



Demikianlah Standar Operasional Prosedur Tindakan Nebulizer, semoga bermanfaat. Salam SUPER

Monday 22 May 2017

Prosedur Pemasangan Oksigen Nasal Kanul

Prosedur Pemasangan Oksigen Nasal Kanul

Prosedur Pemasangan Oksigen Nasal Kanul

Definisi
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan.

Tujuan
Memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernapas untuk mencegah atau mengatasi hipoksia atau hipoksemia dan mengurangi stress pada miokardium.

Faktor-faktor yang mempengaruhi transport oksigen ke jaringan adalah :
- Curah jantung
- Kandungan oksigen arteri
- Konsentrasi hemoglobin yang adekuat
- Kebutuhan metabolic

Standar Operasional Prosedur Oksigenasi
A. Fase Pra Interaksi
1. Cek catatan medis dan perawatan
2. Persiapkan alat :
Nasal kanul/tipe lain (sesuai indikasi), selang oksigen, humidifier, tabung oksigen dengan flow meter, cotton bud, air hangat dalam kom.
B. Fase Interaksi
3. Memberikan salam terapeutik (assalamu’alaikum pak/bu)
4. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini)
5. Melakukan kontrak ; waktu, tempat, topic (disini saya akan melakukan pemasangan oksigen nasal kanul, pemasangan ini dilakukan karena bapak/ibu terlihat sesak dengan pemasangan ini akan mengurangi sesak bapak/ibu tempatnya disini saja kurang lebih waktunya 15 menit)
6. Menjaga privasi klien
C. Fase Kerja
7. Cuci tangan
8. Gunakan handscone
9. Mengatur posisi klien
10. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril dalam tabung pelembab (humidifier) sesuai ketentuan
11. Kaji kelancaran aliran oksigen (bisa dengan cara mencelupkan ke kom dengan air hangat atau rasakan dengan kulit anda apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal kanul)
12. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasi atau instruksi
13. Membersihkan lubang hidung dengan cotton bud secara perlahan
14. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur pengikatan agar klien lebih merasa nyaman
15. Lepas handscone, cuci tangan
D. Fase Terminasi
16. Evaluasi respon klien (Menanyakan kepada klien bagaimana pak/bu setelah dipasang selang nasal kanul apakah sesak berkurang)
17. Rencana tindak lanjut (Diusahakan bapak/ibu jangan banyak beraktivitas dulu ya, agar sesak nya bisa cepat sembuh)
18. Kontrak yang akan datang ; topic, waktu, tempat (Kalo begitu saya tinggal dulu ya pak/bu. Nanti pukul 12.00 kita bertemu lagi, untuk terapi pemberian obat, tempatnya disini saja)

19. Pendokumentasian ; waktu pemberian, kecepatan oksigen, rute pemberian, respon klien.


Salam SUPER, semoga bermanfaat.

Monday 15 May 2017

Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis (Macam-macam Nyeri)

Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis (Macam-macam Nyeri)

Perbedaan nyeri akut dan kronis

Nyeri adalah kompensasi tubuh karena adanya suatu yang salah atau abnormal. Jika kita tidak sengaja menginjak benda tajam ataupun benda panas, maka muncul rasa nyeri yang menandakan bahwa anda sedang terluka dan perlu mendapatkan penanganan.

Berdasarkan kualitas,lokasi,durasi dan karakter nyeri ada beberapa macam nyeri,yaitu :
1. Nyeri Akut
Merupakan nyeri yang terjadi secara spontan atau karena adanya suatu reaksi sensoris dari nosiseptif yang mendadak termasuk sinyal atau alarm untuk mekanisme proteksi pada tubuh. Nyeri akut kebanyakan terjadi karena adanya memicu kerusakan jaringan somatic ataupun visceral, yang lama atau jangka berlangsungnya hampir bersamaan dengan lamanya proses sembuhnya perlukaan yang tidak disertai factor penghambat atau penyulit. Rasa nyeri tersebut akan berangsur hilang seiring sembuhnya luka. Berdasarkan sifatnya nyeri akut dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Nyeri fisiologis : nyeri yang terjadi apabila intensitas rangsang mencapai ambang atau batas normal nosiseptor sehingga menimbulkan refleks menghindar. Nyeri ini bersifat sementara,hanya selama adanya rangsang nyeri dan bisa dilokalisir
Nyeri klinis : timbul karena terjadinya perubahan kepekaan system syaraf terhadap rangsang nyeri sebagai akibat adanya kerusakan jaringan  yang disertai proses inflamasi , nyeri ini sifatnya terlokalisir dan baru hilang bila penyebabnya hilang / sembuh.

2. Nyeri Kronis
adalah nyeri yang bertahan lebih dari tiga bulan dan dapat juga bertahun-tahun yang tak kunjung sembuh seperti halnya penyakit-penyakit peradangan pada sendi (arthritis) yaitu rematik, asam urat atau gout.

3. Nyeri Somatik
Adalah nyeri yang dipicu karena adanya kerusakan pada jaringan yang terjadi dibagian permukaan tubuh (soma), meliputi jaringan muskulo-skeletal dan kulit atau deep somatic, yaitu :  ligamentum, tulang, otot dan sendi. Kualitas atau rasa nyerinya tajam dengan lokalisasi berbatas dan tegas.

4. Nyeri Viseral
Adalah nyeri yang dipicu karena adanya kerusakan dibagian dalam tubuh, terutama organ visceral yang disebabkan karena adanya trauma atau nyeri punggung bawah karena benturan/jepitan.
Nyeri viseral merupakan nyeri yang berasal dari organ-organ dalam tubuh yang mempunyai rongga seperti usus, lambung, jantung, kantung empedu dan pancreas. Nyeri viseral ini mempunyai satu cirri khusus yaitu biasanya diiringi dengan reffered pain (peralihan nyeri) dan sensasi atau reaksi otonom seperti mual muntah.

5. Nyeri Psikogenik
Adalah nyeri yang tidak disebabkan oleh stimulus, melainkan gangguan fungsi tranmisi nyeri atau adanya gangguan modulasi neuron. Mekanisme terjadinya nyeri  psikogenik ini lebih mirip dengan halusinasi, mimpi atau memori dan jauh berbeda dengan nyeri atau sensasi yang timbul dari nosiseptor.

6. Nyeri Neuropatik
Disebut juga nyeri patologis yaitu  nyeri abnormal yang rasa nyerinya disebabkan oleh kerusakan pada serabut saraf perifer atau saraf-saraf sentral sendiri.

7. Nyeri Sentral

Adalah nyeri yang ditimbulkan karena adanya kerusakan sistem saraf pusat (otak).

Semoga bermanfaat
Sumber : MyHealth

Thursday 4 May 2017

Gerakan ROM Beserta Gambarnya

Gerakan ROM Beserta Gambarnya

Gerakan ROM Beserta Gambarnya
Pengertian
Latihan gerak sendi aktif adalah cara menggerakkan semua sendinya dengan rentang gerak sendi tanpa bantuan untuk meningkatkan aliran darah perifer, dan mencegah kekakuan otot dan sendi. Sedangkan latihan gerak sendi pasif dilakukan oleh perawat atau keluarga.

Tujuan
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Mungkin meningkatkan massa otot
5. Mencegah kontraktur

Cara melakukan
1. Perawat mendemonstrasikan cara latihan gerak sendi aktif
2. Gerakan sendi dimulai dari :
a. Leher
Fleksi 45 gerakan dagu menempel ke dada
Ekstensi 45 kembali ke posisi tegak (kepala tegak)
Hiperekstensi 10 menggerakkan kepala kearah belakang
Rotasi 180 memutar kepala sebanyak 4 kali putaran
Fleksi lateral kanan 40-45 dan fleksi lateral kiri 40-45 memiringkan kepala menuju kedua bahu kiri dan kanan
ROM leher dengan gambar


b. Bahu
Fleksi 180 menaikkan lengan ke atas sejajar dengan kepala
Ekstensi 180 mengembalikan lengan ke posisi semula
Hiperekstensi 45-60 menggerakkan lengan kebelakang
Abduksi 180 lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakkan kearah kepala
Adduksi 360 lengan kembali ke posisi tubuh
Rotasi internal 90 tangan lurus sejajar bahu lalu gerakkan dari bagian siku kearah kepala secara berulang
Rotasi eksternal 90 dan kearah bawah secara berulang
ROM bahu dengan gambar


c. Siku
Fleksi 150 menggerakkan daerah siku  mendekati lengan atas
Ekstensi 150 dan luruskan kembali
ROM siku dengan gambar


d. Lengan bawah
Supinasi 70-90 menggerakkan tangan dengan telapak tangan diatas
Pronasi 70-90 menggerakkan tangan dengan telapak tangan dibawah
ROM lengan bawah dengan gambar

e. Pergelangan tangan
Fleksi 80-90 menggerakkan pergelangan tangan kearah bawah
Ekstensi 80-90 menggerakkan tangan kembali lurus
Hiperekstensi 89-90 menggerakkan tangan kearah atas
ROM pergelangan tangan dengan gambar


f. Jari-jari tangan
Fleksi 90 tangan menggenggam
Ekstensi 90 membuka genggaman
Hiperekstensi  30-60 menggerakkan jari-jari kearah atas
Abduksi 30 meregangkan jari-jari tangan
Adduksi 30 merapatkan kembali jari-jari tangan
Ibu jari
Fleksi 90 menggenggam
Ekstensi 90 membuka genggaman
Abduksi 30 menjauhkan/meregangkan ibu jari
Adduksi 30 mendekatkan kembali ibu jari
Oposisi mendekatkan ibu jari ke telapak tangan
ROM jari-jari tangan dengan gambar
ROM ibu jari dengan gambar


g. Pinggul
Fleksi 90-120⁰ menggerakkan tungkai keatas
Ekstensi 90-120⁰ meluruskan tungkai
Hiperekstensi 30-50⁰ menggerakkan tungkai kebelakang
Abduksi 30-50⁰ menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
Adduksi 30-50⁰ merapatkan tungkai kembali mendekat ke tubuh
Rotasi internal 90⁰ memutar tungkai kearah dalam
Rotasi eksternal 90⁰ memutar tungkai kearah luar
ROM pinggul dengan gambar


h. Lutut
Fleksi 120-130⁰ menggerakkan lutut kearah belakang
Ekstensi 120-130⁰ menggerakkan lutut kembali keposisi semula lurus
ROM lutut dengan gambar


i. Mata kaki
Dorso fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah atas
Plantar fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah bawah
ROM mata kaki dengan gambar


j. Kaki
Inversi/supinasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping dalam
Eversi/Pronasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping luar
ROM kaki dengan gambar


k. Jari-jari kaki
Fleksi 30-60⁰ menekuk jari-jari kaki kearah bawah
Ekstensi 30-60⁰ meluruskan kembali jari-jari kaki
Abduksi 15⁰ mereganggkan jari-jari kaki

Adduksi 15⁰ merapatkan kembali jari-jari kaki
ROM jari-jari kaki dengan gambar

Apabila ada kesalahan kata dalam penulisan kami mohon maaf. Semoga Bermanfaat, SALAM SUPER

Thursday 13 April 2017

Cara Melakukan Batuk Efektif

Cara Melakukan Batuk Efektif

cara batuk efektif

Definisi
Cara batuk efektif untuk membantu mengeluarkan lendir yang tertahan pada jalan nafas.

Tujuan
1. Membersihkan jalan nafas
2. Mengurangi nyeri insisi pada pasien paska operatif

Cara Melakukan
1. Bantu pasien ke posisi duduk tegak
2. Demonstrasikan cara batuk efektif :
a. Jika ada insisi bedah pada abdomen atau thorak, maka ajarkan pasien untuk meletakkan salah satu tangan atau bantal diatas tempat insisi. Selama melakukan latihan nafas dan batuk, pasien menekan atau menyangga tempat insisi secara lembut.
b. Lakukan dua kali nafas dalam ; hirup napas perlahan melalui hidung, tahan nafas sampai hitungan ke tiga dan hembuskan perlahan melalui mulut.
c. Hirup nafas dalam ketiga kalinya dan tahan nafas sampai hitungan ke tiga. Batukkan dengan kuat dua atau tiga kali secara berturut-turut tanpa menghirup nafas kembali selama melakukan batuk. (Katakan pada pasien untuk mendorong semua udara keluar dari paru-paru).
d. Ingatkan pasien bahwa selain batuk, ia juga membersihkan tenggorokannya.
3. Anjurkan pasien melanjutkan latihan batuk, sambil menekan perkiraan tempat insisi. Instruksikan pasien untuk batuk sebanyak 2 sampai 3 kali setiap 2 jam pada saat klien terjaga setelah operasi.


(Sumber : Perry & Potter, 2006)
 

Ad Placement