Monday, 29 January 2018

SOP Perawatan Luka Bakar

Perawatan Luka Bakar

Perawatan Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu kondisi terjadinya luka yang diakibatkan suhu yang terlalu panas hingga menyebabkan kerusakan pada jaringan. Penyebab luka bakar disebabkan oleh api, sinar matahari, air panas, bahan kimia, listrik, gesekan, radiasi, ledakan dan sumber energi panas lainnya.

Luas luka bakar
Untuk menentukan resusitasi cairan atau pengembalian cairan pada pasien luka bakar dibutuhkan penghitungan luas luka bakar dengan rumus “rule of nine” yaitu penghitungan luas luka bakar berdasarkan daerah luka bakar dengan memberi nilai dalam bentuk persen.

Perawatan Luka Bakar rule of nine

Jika luas luka bakar sudah diketahui gunakan rumus baxter untuk menentukan kebutuhan cairan pasien luka bakar, yaitu 4cc x Luas luka bakar x BB (berat badan).

Grade luka bakar
Grade I
Kerusakan jaringan yang terjadi ringan atau terbatas, hanya mengenai lapisan epidermis, secara klinis kulit terlihat kemerahan, kering dan terasa sakit.
Grade II
Kerusakan jaringan yang terjadi mengenai sebagian dermis, kelenjar keringat dan folikel rambut tetap utuh. Secara klinis kulit tampak kekuningan/merah, basah, adanya bula, dan terasa sakit.
Grade II dalam
Kerusakan jaringan yang terjadi mengenai sebagian dermis hingga folikel rambut, kelenjar keringan tetap utuh, kulit tampak kuning/merah, terasa sakit dan adanya bula.
Grade III
Kerusakan jaringan yang terjadi mengenai seluruh lapisan dermis, secara klinis kulit tampak coklat, putih, hingga hitam, kering dan tidak sakit karena ujung-ujung saraf sudah mengalami kerusakan.

SOP Perawatan Luka Bakar
Fase prainteraksi
Mengecek catatan medis dan perawatan
Cuci tangan
Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
a. Satu set perawatan luka berisi : pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting jaringan, kom kecil 2 buah.
b. Kassa steril
c. Obat-obatan yang diperlukan antibiotik topikal (perak sulfadiazine)
d. Sepasang sarung tangan bersih dan steril
e. Plester/ hipafix dan gunting plester
f. Perban gulung
g. NaCl 0.9%
h. Spuit 3 cc 1 buah
i. Larutan desinfektan dalam tempatnya
j. Masker
k. Perlak atau pengalas
l. Bengkok, kantong sampah medis

Fase interaksi
Memberikan salam terapeutik (assalamu’alaikum/ selamat pagi)
Melakukan evaluasi/validasi (bagaimana perasaannya hari ini)
Melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik)
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

Fase kerja
1. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
2. Pertahankan privasi pasien selama tindakan
3. Cuci tangan, pakai hand scone bersih
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Pasang alas dibawah luka dan dekatkan bengkok
6. Lepas balutan dengan pinset dan gunting plester
7. Kaji kondisi luka pasien (luas luka, grade luka, ada tanda-tanda infeksi atau tidak, dst)
8. Lepaskan sarung tangan bersih dengan menarik dari dalam keluar
9. Set up peralatan steril, membuka peralatan dan siapkan cairan yang diperlukan
10. Kenakan sarung tangan steril
11. Bersihkan luka sesuai dengan kondisi luka tetap steril dengan menggunakan kassa basah yang dibasahi dengan NaCl 0.9% dimulai dari dalam menuju keluar
12. Bersihkan jaringan nekrotik atau bersihkan dengan gunting nekrotomi, apabila terdapat bula sedot dengan spuit (bula tidak boleh dipecahkan)
13. Olesi luka dengan antibiotik topikal (jika grade I-II) kemudian bisa langsung dibalut dengan kassa kering tanpa menggunakan kassa lembab, untuk luka grade III balut dengan kassa lembab ditambah dengan kassa kering.
14. Balut luka dengan kassa gulung dari bagian distal ke proksimal
15. Lepaskan sarung tangan, kemudian fiksasi balutan dengan hipafix
16. Rapikan dan atur posisi pasien senyaman mungkin

Fase terminasi
Evaluasi respon dan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
Rencana tindak lanjut
Kontrak yang akan datang

Cuci tangan, kemudian dokumentasikan kegiatan/tindakan

Semoga bermanfaat, salam CaPer

 

Ad Placement