Friday, 4 March 2016

Triase Gawat Darurat Kardiovaskuler



Triase adalah upaya untuk memilah-milah penderita menurut kegawatan dan kedaruratannya untuk keperluan kecepatan dan efisiensi penanganan, terutama apabila jumlah penderita lebih banyak dari tenaga dan sarana pelayanan yang tersedia.

Pembagian kegawatan
·Penderita gawat (emergent), yaitu yang memerlukan pertolongan langsung tanpa menunda suatu apapun.
·Penderita cukup gawat (urgent), memerlukan pertolongan segera tetapi bila masih ada penderita gawat dan tidak cukup tenaga dan sarana, masih bisa ditunda untuk waktu yang tidak lama
·Penderita kurang gawat,  yaitu penderita yang bila situasi dan kondisi memungkinkan, masih dapat ditunda pertolongan baginya.

Triase Gawat Darurat


Pendekatan Triase Menurut Penampilan

1. Nyeri dada
      a. Gawat
            Nyeri dada menetap dengan penjalaran ke leher, lengan atau rahang (khas iskemia) dan disertai gambaran iskemia pada EKG, tidak berkurang dengan istirahat atau nitrogliserin.
            Rasa lemah saat aktivitas fisik, pucat dan keringat dingin, hipotensi, takikardia, irama tidak teratur, bising atau thril yang tidak ada sebelumnya, ronkhi basah
      b. Cukup gawat
            Kekerapan dan intensitas nyeri dada sedang, dapat diatasi/berkurang dengan istirahat atau nitrogliserin, nyeri dada substernal yang berulang atau menetap tanpa kelainan pemeriksaan fisik, episode nyeri dada pada infark lama yang kemudian menghilang. Keluhan dan atau tanda penyakit perikardium. Nyeri dengan riwayat dan atau tanda gagal jantung yang bertambah.
      c. Kurang gawat
            Angina tipikal stabil, yang timbul karena bekerja atau emosi, yang segera dapat dihilangkan dengan istirahat dan atau nitrogliserin serta tidak ada riwayat kelainan yang baru dan pemeriksaan fisik normal.

2. Sesak nafas
      a. Gawat
            Sesak dianggap gawat bila frekuensi nafas ³ 40 x/menit. Sesak meningkat waktu berbaring, disertai gelisah dan kelihatan sakit berat, batuk terus menerus (kadang disertai darah atau busa kemerahan), atau disertai nyeri dada, nyeri punggung, bising diastolik, nadi asimetris atau aritmia.
      b. Cukup gawat
            Klien merasa terganggu dengan sesak nafasnya, tetapi tidak tampak sakit berat, pernafasan kurang < 40 x/menit, merasa lebih enak bila ditinggikan. Tekanan vena jugularis naik hanya sedikit
      c. Kurang gawat
            Pernafasan < 30x/menit. Rasa cukup enak meskipun tidur datar, tekanan vena jugularis normal, tidak ada ronchi.

3. Gangguan kesadaran
      a. Gawat
            Sinkop disertai gangguan irama/aritmia atau tekanan darah abnormal
      b. Cukup gawat
            Sinkop dengan latar belakang gangguan fungsi alat pacu (pace maker) atau katup buatan. Adanya flebitis, nyeri dada atau gangguan neurologis. Penderita dengan riwayat : riwayat resusistasi, dalam pengobatan antiaritmia, aritmia ventrikel yang kompleks, nadi lambat, hipotensi, tekanan vena jugularis meninggi, pulsus paradoksus, gagal jantung, bising karotis atau subklavia.
      c. Kurang gawat
            Sinkop atau parasinkop karena efek obat vasodilator, hipotenis ortostatik, sinkop pasca mituriksi atau vasovagal.

4. Tekanan darah tinggi
      a. Gawat
            Bila diastolik ³130 mmHg. Diastolik ³110 mmHg disertai gangguan sesak nafas, ronki basah/edema pru, angina, nyeri kepala hebat, edema pupil, gangguan neurologis atau kesadaran, kejang atau oliguri.
      b. Cukup gawat
            Bila diastolik diantara 110 - 130 mmHg, sesak nafas ringan sampai sedang, krepitasi di basar paru, sering dengan gallop.
      c. Kurang gawat
            Bila diastolik antara 90 - 109 mmHg, tanpa keluhan atau tanda lain

5. Gangguan irama jantung
      a. Gawat
            Bila menyebabkan atau terdapat hipotensi, tanda iskemia miokard atau otak, blok, aritmia ventrikuler atau sinus takikardia yang menetap.
      b. Cukup gawat
            Penderita sebelumnya asimtomatik atau dengan keluhan ringan (lelah, sesak atau debar ringan), tanpa tanda iskemia miokard atau otak.
            Denyut ³ 170 x/menit, denyut 30-40 x/menit, bila ada pause 3 detik antara 2 QRS atau nadi, takikardia ventrikel dengan laju diatas 90 x/menit, VES komplek yang sebelumnya diketahui, aritmia benigna.

6. Rudapkasa dada (toraks)
      a. Gawat
            Bila terjadi rudapaksa dengan deselerasi cepat "crush injuri", jatuh, terpukul pada dada oleh karena kemudi, luka tusuk/tembak, benda asing, terbenam, riwayat bedah jantung/penyakit jantung dan pada inspeksi terlihat kulit lembab, pucat, dingin, cemas, nyeri, disorientasi, tanda rudapaksa dada/punggung, nafas lambat/cepat/paradoksikal. Naadi dan BJ lemah/hilang, hipotensi, tamponade, sianosis, nadi asimetris.
      b. Cukup gawat
            Bila terdapat keluhan disertai fraktur sternum, ronkhi paru, hemoptisis, bising, thrill, distensi vena jugularis, hipotensi ringan, memar dada.



TRIASE GAWAT DARURAT KARDIOVASKULER


Triase adalah
·Upaya untuk memilah-milah penderita menurut kegawatan dan kedaruratannya
·Diperlukan untuk kecepatan dan efisiensi penanganan, terutama apabila jumlah penderita lebih banyak dari tenaga dan sarana pelayanan yang tersedia.

Pembagian kegawatan
·Penderita gawat (emergent), yaitu yang memerlukan pertolongan langsung tanpa menunda suatu apapun.
·Penderita cukup gawat (urgent), memerlukan pertolongan segera tetapi bila masih ada penderita gawat dan tidak cukup tenaga dan sarana, masih bisa ditunda untuk waktu yang tidak lama
·Penderita kurang gawat,  yaitu penderita yang bila situasi dan kondisi memungkinkan, masih dapat ditunda pertolongan baginya.

Triase Gawat Darurat


Pendekatan Triase Menurut Penampilan

1. Nyeri dada
GAWAT
CUKUP GAWAT
KURANG GAWAT
·Nyeri dada menetap
·Menjalaran ke leher, lengan atau rahang (khas iskemia)
·Disertai gambaran iskemia pada EKG
·Tidak berkurang dengan istirahat atau nitrogliserin.
·Rasa lemah saat aktivi-tas fisik, pucat dan keri-ngat dingin, hipotensi, takikardia, irama tidak teratur, bising atau thril yang tidak ada sebe-lumnya, ronkhi basah
·Kekerapan dan inten-sitas nyeri dada sedang
·Dapat diatasi/berkurang dgn istirahat/ nitrogliserin
·Nyeri dada substernal yang berulang atau me-netap tanpa kelainan pemeriksaan fisik
·Episode nyeri dada pada infark lama yang kemudian menghilang.
·Keluhan dan/ tanda penyakit perikardium.
·Nyeri dengan riwayat dan / tanda gagal jantung yang bertam-bah.
·Angina tipikal stabil, yang timbul karena bekerja atau emosi
·Dapat dihilangkan dengan istirahat dan atau nitrogliserin
·Tidak ada riwayat kelain-an yang baru dan pe-meriksaan fisik normal.

2. Sesak nafas
GAWAT
CUKUP GAWAT
KURANG GAWAT
·Frekuensi nafas ³ 40 x/menit.
·Meningkat waktu berbaring
·Disertai gelisah dan kelihatan sakit berat
·Batuk terus menerus (kadang disertai darah atau busa kemerahan),
·Disertai nyeri dada, nyeri punggung, bising dias-tolik, nadi asimetris atau aritmia.
·Klien merasa terganggu dengan sesak nafasnya, tetapi tidak tampak sakit berat
·Frekuensi pernafasan kurang < 40 x/menit
·Merasa lebih enak bila ditinggikan
·Tekanan vena jugularis naik hanya sedikit
·Pernafasan < 30x/menit.
·Rasa cukup enak meskipun tidur datar,
·Tekanan vena jugularis normal, tidak ada ronchi.



3. Gangguan kesadaran

GAWAT
CUKUP GAWAT
KURANG GAWAT
·Sinkop disertai gang-guan irama/aritmia atau tekanan darah abnormal
·Sinkop dengan latar belakang gangguan fungsi alat pacu (pace maker) atau katup buatan.
·Adanya flebitis, nyeri dada atau gangguan neurologis.
·Penderita dengan riwa-yat : riwayat resusistasi, dalam pengobatan antiaritmia, aritmia ven-trikel yang kompleks, nadi lambat, hipotensi, tekanan vena jugularis meninggi, pulsus para-doksus, gagal jantung, bising karotis atau subklavia.
·Sinkop atau parasinkop karena efek obat vaso-dilator, hipotenis orto-statik, sinkop pasca mitu-riksi atau vasovagal.

4. Tekanan darah tinggi

GAWAT
CUKUP GAWAT
KURANG GAWAT
·Bila diastolik ³130 mmHg.
·Diastolik ³110 mmHg disertai
àGangguan sesak nafas
à Ronki basah/edema pau
àAngina
àNyeri kepala hebat
àEdema pupil
àGangguan neurologis atau kesadaran
àKejang atau oliguri


·Bila diastolik diantara 110 - 130 mmHg
·Sesak nafas ringan sampai sedang
·Krepitasi di basar paru,
·Sering dengan gallop
·Bila diastolik antara 90 - 109 mmHg
·Tanpa keluhan atau tan-da lain



5. Gangguan irama jantung

GAWAT
CUKUP GAWAT
·Bila menyebabkan atau terdapat hipotensi, tanda iskemia miokard atau otak, blok, aritmia ventrikuler atau sinus takikardia yang menetap.
·Penderita sebelumnya asimtoma-tik atau dengan keluhan ringan (lelah, sesak atau debar ringan), tanpa tanda iskemia miokard atau otak.
·Denyut ³ 170 x/menit
·Denyut 30-40 x/menit, bila ada pause 3 detik antara 2 QRS atau nadi, takikardia ventrikel dengan laju diatas 90 x/menit, VES kom-plek yang sebelumnya diketahui, aritmia benigna



6. Rudapkasa dada (toraks)

GAWAT
CUKUP GAWAT
·Bila terjadi rudapaksa dengan de-selerasi cepat "crush injuri", jatuh, terpukul pada dada oleh karena kemudi, luka tusuk/tembak, benda asing, terbenam
·Riwayat bedah jantung/penyakit jantung
·Pada inspeksi terlihat kulit lembab, pucat, dingin, cemas, nyeri, disori-entasi, tanda rudapaksa dada/ punggung, nafas lambat/cepat/ paradoksikal. Nadi dan BJ lemah/ hilang, hipotensi, tamponade, sia-nosis, nadi asimetris
·Bila terdapat keluhan disertai fraktur sternum, ronkhi paru, hemoptisis, bising, thrill, distensi vena jugularis, hipotensi ringan, memar dada



7 comments

  1. Aishh mantep nih . thx infonya , jadi tambah waspada

    ReplyDelete
  2. baru dengar saya gan tentang triase thanks infonya

    ReplyDelete
  3. sangat jelas artikel nya
    tentang kardiovaskuler yang di kupas sampai tuntas
    thank info nya gan

    ReplyDelete
  4. Artikelnya sangat bermanfaat mas

    ReplyDelete
  5. gawat, cukup gawat, kurang gawat...nice artikel gan...

    ReplyDelete
  6. Bermanfaat gan, jadi tahu nih

    ReplyDelete

 

Ad Placement