SATUAN
ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan :
Penyakit Sistem Imunitas
Sub Pokok Bahasan :
Thypus
Sasaran :
Keluarga Bpk. S
Hari/Tanggal :
Sabtu/ 10 Desember 2016
Tempat :
Kediaman Bpk. S
Pemateri :
Egar Samudera
A. Deskripsi
Thypus adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pencernaan (FKUI. 1999). Thypus banyak diderita oleh anak- anak hingga dewasa, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan
sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena
penyakitnya cukup gawat.
Cara
penularan kuman salmonella thipoid ini melalui makanan dan
minuman, lingkungan, udara, kotoran ternak. Bilamana daya tahan tubuh menurun maka suhu badan naik
(suhu badan dapat meningkat dari 39,50C sampai 40,50C).
Terasalah badan panas/demam dan bersin-bersin
di malam hari. Pusing, badan terasa lemah, mual, muntah, sakit perut, kadang
disertai diare.
Berdasarkan
hasil survey, ciri-ciri tersebut dirasakan
pula oleh keluarga Bpk.S warga RT 1 & 2 Dusun 1 Desa Pancasila Kec. Natar
Kab. Lampung Selatan. Namun, keluarga Bpk.S tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Selain
itu, keluarga bpk.S hanya membeli obat di apotik
tanpa berkonsultasi ke pelayanan kesehatan untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya. Hal ini juga berdampak pada kegiatan rutinitas dari
setiap orang, yang semestinya harus bekerja namun karena
anak – anaknya sedang sakit
terpaksa harus mengurusnya di rumah.
Oleh
karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi keluarga
Bpk.S untuk memahami
tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai
Thypus. Maka dari itu, akan diadakannya promosi
kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi keluarga
Bpk.S untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan
khususnya mengenai penyakit Thypus agar Thypus bisa dicegah ataupun diatasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah
dilakukan penyuluhan selama 50 menit peserta dapat memahami penyakit Thypus
2. Tujuan Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan selama 50 menit peserta dapat menjelaskan kembali
a.
Pengertian Thypus
b.
Penyebab Thypus
c.
Tanda gejala Thypus
d.
Cara penularan Thypus
e.
Cara pencegahan Thypus
C. Materi (terlampir)
1. Pengertian Thypus
2. Penyebab Thypus
3. Tanda gejala Thypus
4. Cara penularan Thypus
5. Cara pencegahan Thypus
D. Kegiatan
Pembelajaran
WAKTU
|
KEGIATAN
KOMUNIKATOR
|
KEGIATAN
PESERTA
|
METODE
|
Pembukaan
(10 menit)
|
·
Mengucap salam
·
Validasi keadaan
peserta
·
Menjelaskan maksud
dan tujuan
·
Menyebutkan materi
yang akan disampaikan
|
·
Menjawab salam
·
Memperhatikan dan
menjawab
·
Mendengarkan
·
Mendengarkan
|
Ceramah dan tanya jawab
|
Inti
(30 menit)
|
·
Menjelaskan
pengertian Thypus
·
Memberi kesempatan
pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan penyebab
Thypus
·
Memberi kesempatan
pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan tanda
gejala Thypus
·
Memberi kesempatan
pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan cara
penularan Thypus
·
Memberi kesempatan
pada peserta untuk bertanya
·
Menjelaskan cara
pencegahan Thypus
·
Memberi kesempatan
pada peserta untuk bertanya
|
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Bertanya
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Bertanya
|
Ceramah dan diskusi
|
Penutup
(10 menit)
|
·
Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
·
Merangkum/menyimpulkan
materi
·
Kontrak yang akan
datang
·
Mengucap salam
penutup
|
·
Bertanya
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Menyepakati
·
Menjawab salam
|
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a.
Peserta menyepakati kontrak untuk dilakukan penyuluhan
b.
Media tersedia sesuai dengan kebutuhan
c.
Materi penyuluhan telah disiapkan
d.
Tempat kegiatan penyuluhan telah disiapkan
2. Evaluasi Proses
a.
Waktu penyuluhan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
b.
Komunikator dapat menyampaikan materi dengan baik dan lancar
c.
Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
d.
Peserta nampak antusias mengikuti kegiatan dengan banyak bertanya
e.
Selama kegiatan berlangsung peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
3. Evaluasi Hasil
85%
peserta dapat menjelaskan kembali :
a.
Pengertian Thypus
b.
Penyebab Thypus
c.
Tanda gejala Thypus
d.
Cara penularan Thypus
e.
Cara pencegahan Thypus
Lampiran Materi
Thypus Abdominalis
A.
Pengertian
Thypus adalah suatu penyakit menular yang menyerang usus di
sebabkan oleh virus (salmonella thyposa) yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, air dan lain-lain yang telah tercemari oleh
virus tersebut.
B.
Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau
kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya Thypus, penyebab utama yakni virus salmonella thyposa.
Kondisi klinis secara umum turut
berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap
terjadinya Thypus yaitu asap, lingkungan rumah yang kotor, polusi udara dan
radikal bebas. Kejadian yang terjadi secara langsung mempengaruhi thypus yaitu makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
C.
Tanda dan Gejala
Penyakit ini biasanya
dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam yang tinggi di malam hari, kelelahan tidak bertenaga, tidak nafsu makan, lidah kotor (putih-putih), mual muntah dan
diare (Mansjoer, Arif
1999).
Tanda dan gejala yang muncul ialah :
1. Demam, gejala
demam muncul pada malam hari.
Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh
bisa mencapai 39,50C - 40,5 0 C.
2. Nyeri
otot muncul karena terjadinya benda asing (virus) yang masuk dalam tubuh
menimbulkan efek samping seperti nyeri otot, pusing, dll
3.
Anorexia, penderita
akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum.
4.
Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama penderita tersebut mengalami
sakit.
5.
Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi akibat infeksi virus.
6.
Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric.
7. Lidah kotor berselaput putih, tepi
dan ujung lidah merah dan tremor
D.
Pencegahan
1. Usaha terhadap lingkungan hidup:
a. Penyediaan
air minum yang memenuhi
b. Pembuangan
kotoran manusia (BAK dan BAB) pada tempatnya.
c.
Pemberantasan lalat.
d. Pengawasan
terhadap rumah- rumah dan penjual makanan.
e. biasakan mencuci tangan.
f. Tidak makan disembarang tempat atau di tempat
yang kurang bersih.
2. Usaha terhadap manusia.
a. Imunisasi
b. Kebersihan
lingkungan maupun kebersihan diri.(Mansjoer, Arif 1999).
E. Pertolongan
pertama
Ø Berikan minum
sebanyak mungkin selagi penderita dapat minum
Ø
Kompres hangat di sekitar ubun – ubun, lipat paha
dan lipat ketiak
Ø
Segera bawa ke Puskesmas atau Pelayanan Kesehatan
terdekat
F. Komplikasi
- perdarahan usus
- lubang pada usus
- menurunnya kerja usus
- kurang darah
(anemia)
G.
Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan adalah (Pakdhe,
2009) :
a. Obat
(Farmakologi)
Sampai saat ini masih menganut Trilogi penatalaksanaan demam thypoid, yaitu:
Sampai saat ini masih menganut Trilogi penatalaksanaan demam thypoid, yaitu:
1) Kloramphenikol : dosis hari
pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500 mg, diberikan selama demam berkanjut sampai
2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4 x 250 mg selama 5 hari
kemudian.
2) Penelitian terakhir (Nelwan, dkk.
di RSUP Persahabatan), penggunaan kloramphenikol masih memperlihatkan hasil
penurunan suhu 4 hari, sama seperti obat– obat terbaru dari jenis kuinolon.
3) Ampisilin/Amoksisilin : dosis 50 –
15- mg/Kg/BB/hari, diberikan selama 2 minggu.
4) Kotrimoksasol : 2 x 2 tablet (1
tablet mengandung 400 mg sulfametosazol-80 mg trimetropim), diberikan selama
dua minggu.
b. Diet
1) Cukup
kalori dan tinggi protein
2) Pada
keadaan akut klien diberikan bubur saring, setelah bebas panas dapat diberikan
bubur kasar, dan akhirnya diberikan nasi sesuai tingkat kesembuhan. Namun
beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi
dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat
diberikan secara aman.
3) Pada
kasus perforasi intestinal dan renjatan septik diperlukan perawatan intensif
dengan nutrisi parenteral total.
c. Istirahat
Bertujuan mencegah komplikasi dan
mempercepat penyembuhan. Klien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari
bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap,
sesuai dengan pulihnya kekuatan kondisi. Klien dengan kondisi kesadaran menurun
perlu diubah posisinya setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus dan pneumonia
hipostatik. Defekasi dan buang air kecil perlu perhatian karena kadang – kadang
terjadi obstipasi dan retensi urine.
d. Perawatan
sehari – hari
Dalam perawatan selalu dijaga
personal hygiene, kebersihan tempat tidur, pakaian, dan peralatan yang
digunakan oleh klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif mansjoer, dkk. 2000. Kapita selekta kedokteran.
Penerbit media aesculapius. Jakarta :
FKUI
Donna l.wong, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi
6. Jakarta : EGC
Herdman t. Heather. 2010. Diagnosis keperawatan. Jakarta
: EGC
Wong, dona l. 2008. Buku ajar keperawatan
pediatrik. Jakarta : EGC
Http://julismuharram.blogspot.com/ (diakses tanggal 06 Desember 2016)
Http://ismiodewade.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-anak-dengan
demam.html (diakses tanggal 06
Desember 2016)
Catatan : Jika sahabat SUPER ada yang ingin file mentahnya nanti bisa saya kirimkan melalui email, hubungi kami.